SEKILAS MENGENAI KERATON SUROSOWAN
oleh : Bimo Adriawan
oleh : Bimo Adriawan
Selayang Pandang Sejarah Keraton Surosowan
Benteng Surosowan |
Belum lagi sistem parit dan saluran air bawah tanah ke dalam kompleks istana. Menurut Paulus Van Solt, pada 1605 dan 1607 benteng istana sempat mengalami kebakaran. Namun nasib istana Surosowan luluh lantak setelah Daendels memimpin pasukan Kompeni untuk menghancurkannya pada 21 November 1808.
Penerapan Metode Arkeologi Terhadap Situs Keraton Surosowan
Metode Arkeologi terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Observasi
Keraton Surosowan |
Tahap pertama ini bisa kita terapkan pada situs Keraton Surosowan sebagai berikut :
Langkah pertama sebelum kita menuju ke lokasi situs, kita harus melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan supaya kita mengenali dan memahami Keraton Surosowan berdasarkan temuan orang lain sehingga kita mengetahui harus berbuat apa terhadap Keraton Surosowan.
Langkah kedua, jika data kepustakaan telah terkumpul dan kita mendapatkan gambaran mengenai Keraton Surosowan. Langkah selanjutnya adalah melakukan penjajagan yang juga bisa disertai survei. Kita mengamati Keraton Surosowan secara langsung dan mulai menyusun langkah berikutnya. Survei bisa dilakukan dengan cara mewawancara penduduk sekitar yang mau dan mampu menjelaskan mengenai Keraton Surosowan sebagai langkah awal penelitian arkeologi. Terutama untuk menentukan tempat melakukan eskavasi.
Langkah terakhir dalam pengumpulan data adalah melakukan eskavasi. Setelah kita mengumpulkan data kepustakaan, data di lapangan yang terlihat, kita juga perlu melakukan penggalian situs untuk mencari tinggalan arkeologi yang masih berada di dalam tanah di situs Keraton Surosowan. Eskavasi sangat menunjang penelitian terhadap situs ini karena situs ini telah hancur dan kemungkinan besar terdapat peninggalan arkeologi yang tertimbun oleh tanah.
2. Deskripsi
Setelah data terkumpul, kita harus menguraikan data-data tersebut sehingga mendapat gambaran dan penjelasan mengenai data-data yang telah terkumpul..
Penerapannya dalam situs Keraton Surosowan adalah :
1. Analisis Arsitektur
Analisis aristektur dapat dibagi lagi menjadi 4 bagian, yaitu :
a. Analisis Morfologi
Bagian yang diamati dalam analisis ini adalah bagian kaki, tubuh, dan atap. Pada situs Keraton Surosowan dengan kondisi fisik bangunan yang sudah hancur, yang bisa dianalisis morfologi bersifat terbatas pada bagian dinding dan pondasinya saja. Bagian bawah Keraton Surosowan berundak-undak, bagian dindingnya dibuat berlapis-lapis menggunakan bata dan diperkirakan atapnya semakin atas semakin kecil dan meruncing.
b. Analisis Teknologi
Bagian pondasi dan dinding Keraton Surosowan menggunakan bata. Khusus untuk lantai ditemukan dua bahan yaitu bata dan ubin.
c. Analisis Gaya
Gaya Keraton Surosowan berbeda dengan gaya keratin-keraton lainnya. Di bentengnya terdapat bastion (bangunan setengah lingkaran tempat mengintai dan menembak musuh) yang berasal dari Eropa. Namun, secara umum gaya arsitektur Keraton Surosowan ini masih bergaya Jawa.
d. Analisis Kontekstual
Keraton Surosowan memiliki dua halaman, yaitu :
Sisa Keraton Surowosan |
Dalam benteng
- Istana sultan
- Kolam Roro Denok
- Datulaya
- Kolam Pancuran Mas
- Gerbang utara
- Gerbang Timur
- Alun-alun
- Watu gilang
- Masjid Agung Banten
- Bangunan Tiyamah
- Srimanganti
- Meriam Ki Amuk
- Baledana
Tahap terakhir adalah eksplanasi atau penafsiran terhadap data dan analisis yang telah kita lakukan. Eksplanasi dari data dan analisis untuk Keraton Surosowan adalah :
Sisa Keraton Surosowan 2 |
Daftar Sumber :
Indonesia, Depdiknas.Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.1999.
Metode Penelitian Arkeologi. Indonesia: Depdiknas.
http://journal.ui.ac.id/?hal=download&q=256.
http://www.arsitekturindis.com/?p=341
http://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Surosowan_Banten.htm
Sumber Gambar :
Benteng Surosowan
Keraton Surosowan
Sisa Keraton Surosowan
No comments:
Post a Comment