Saturday 17 April 2010

Wawancara bersama Ahmad Tohari


Wawancara dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2010 dengan narasumber Ahmad Tohari. Wawancara dilakukan di rumah Ahmad Tohari, tepatnya di Desa Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Berikut adalah hasil wawancaranya.

1. Mengapa dalam novel-novel Bapak banyak mengandung kritik sosial?
Dari awal, jadi begini. Hal itu berangkat dari komitmen saya untuk memberikan kontribusi bagi

Friday 2 April 2010

MEDIA MASSA DAN KAPITALISME

MEDIA MASSA DAN KAPITALISME
Oleh : Bimo Adriawan

Media massa sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Media massa dengan berbagai jenisnya mampu membentuk opini umum mengenai suatu hal dan menjadi media untuk promosi berbagai produk. Namun, siapa sebenarnya yang berada dibelakang media massa?. Secara jelas dapat kita lihat siapa yang mengontrol media massa. Rata-rata media massa itu bersifat komersil maka pihak yang mengontrol media massa adalah orang yang mampu membayar banyak kepada media tersebut. Namun, timbul lagi pertanyaan, untuk apa hal itu dilakukan?. Singkatnya menyebarnya paham kapitalisme membuat orang-orang berorientasi pada uang. Jadi, pihak yang mau menanamkan modal besar-besaran di media massa sudah tentu ingin meraup keuntungan yang lebih besar lagi.


Salah satu caranya dengan membuat produk yang sebenarnya biasa saja menjadi seolah-olah luar biasa. Hal itu dilakukan dengan menyorot produk tersebut di media massa. Modal yang diperlukan memang tidak sedikit. Namun, dampak bagi konsumen sangat besar, mereka berbondong-bondong membeli produk yang banyak disorot oleh media massa dan tentu saja membawa keuntungan bagi produsen atau pemilik modal. Semua tidak lepas dari kepentingan ekonomi.

Jadi, kita harus benar-benar cermat dalam menerima informasi apapun, tidak mudah termakan isu yang belum pasti karena bisa jadi dibalik isu tersebut ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan seperti contoh di atas. Proses di atas benar-benar halus sehingga kita terkadang tidak menyadari bahwa kita dipaksa memberikan uang kita kepada pemilik modal itu.

IDENTITAS

KAJIAN BUDAYA
Identitas Diri

Nama saya Bimo Adriawan, saya seorang laki-laki, saya juga seorang anak dan seorang adik. Saya juga seorang mahasiswa, seorang Sunda, dan seorang muslim. Saya tidak mengerti, apa pentingnya sebuah identitas. Sejauh ini, saya hanya melihat identitas itu memberikan akses terhadap apa yang melekat pada identitas seklaigus juga sebagai pembeda baik secara individu maupun golongan. Contohnya : saya seorang anak berarti saya memilki akses untuk memakai peran dan fungsi sebagai anak. Namun, pertanyaannya siapa yang mengatur peran dan fungsi dari sebuah identitas. Saya rasa jarang atau mungkin tidak ada yang mengetahui asal mula lahirnya peran dan fungsi dari identitas.


Menurut saya, identitas itu perlu, dalam hal sebagai pembeda antara satu dengan yang lain. Namun, hal yang luar biasa juga terjadi atas dasar identitas. Contohnya peperangan yang terjadi dimanapun tidak pernah lepas dari “identitas”. Perang di Timur Tengah, Perang antar etnis, Perang Dunia dll. Semua selalu berkaitan dengan identitas, barat dan timur, triple etente dan triple alliance. Jadi, identitas juga memiliki sisi gelap, orang melakukan perang, rela mati dan membunuh orang lain hanya karena sebuah identitas yang tidak jelas akarnya (darimana identitas itu lahir dsb.).

Kesimpulannya, menurut saya, identitas memiliki dua sisi yang berpotensi digunakan oleh manusia. Sisi terang dari identitas adalah membedakan setiap individu dan kelompok sehingga dunia ini terasa begitu berwarna. Sisi gelapnya, dengan perbedaan itu bisa berpotensi lahirnya fanatisme yang berakibat orang siap mati, siap membunuh, dan siap melakukan hal apapun demi menjaga atau memperjuangkan identitasnya.

KAJIAN BUDAYA

Kajian Budaya

Kajian budaya hakikatnya lahir dari jawaban dari para antropolog atas argumen yang dikeluarkan oleh para postmodernis yang beranggapan bahawa antropologi tidak bias objektif dalam risetnya. Dalam perkembangannya, para antropolog mulai mempelajari dan menulis mengenai dampak dan pengaruh kebudayaan. Dari sinilah terlihat jelas perbedaannya dengan antropologi, pada akhirnya melahirkan disiplin ilmu baru yang bernama kajian budaya (sebagian mengatakan bahwa kajian budaya merupakan tahapan paling baru dari antropologi).



Menurut saya, kehidupan manusia sangat berkaitan dengan budaya. Dalam antropologi, budaya merupakan pola-pola tingkah laku dan pikiran yang dibuat,dipelajari, dan disebarkan oleh manusia. Setiap kelompok manusia memiliki budaya yang berbeda dengan kelompok lain. Karena salah satu sifat kebudayaan itu disebarkan maka kebudayaan tiap-tiap kelompok manusia akan menemukan satu titik yang merupakan titik pertemuan antar kebudayaan dari tiap-tiap kelompok manusia. Dari pertemuan tadi akan terjadi kontak budaya yang berakibat penggabungan antar kebudayaan tanpa menghilangkan kebudayaan sendiri (akulturasi) atau penggabungan antar kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru (asimilasi).

Menurut saya, mengapa kajian budaya menjadi perlu untuk dipelajari, karena mempelajari budaya hakikatnya mempelajari hidup manusia seperti dijelaskan sebelumnya bahwa kehidupan manusia sangat berkaitan dengan budaya. Bisa dikatakan bahwa pola tingkah laku dan pikiran setiap hari manusia berangkat dari budaya baik secara sadar ataupun tidak sadar.

Jadi, menurut saya kajian budaya perlu dipelajari karena mempelajari budaya hakikatnya mempelajari hidup manusia dan sebagai manusia, saya rasa penting untuk mempelajari diri kita sendiri dari sudut pandang ilmu sosial.

Pada dasarnya, kajian budaya adalah bagian dari antropologi. Keduanya memiliki objek yang sama yaitu manusia sebagai mahluk sosial budaya. Namun, antropologi memiliki kajian yang lebih luas mengenai manusia, antropologi tidak hanya mempelajari manusia sebagai mahluk sosial budaya tetapi antropologi juga mempelajari manusia sebagai mahluk biologis. Menurut saya, kajian budaya memiliki ruang lingkup yang lebih terfokus pada budaya. Berbeda dengan antropologi yang kajiannya begitu luas mengenai manusia. Kesimpulannya kajian budaya lahir dari antropologi, pada perkembangannya kajian budaya berbeda dengan antropologi setidaknya terlihat dari ruang lingkup kajiannya, kajian budaya ruang lingkupnya fokus pada budaya dan antropologi ruang lingkupnya sangat luas mengenai manusia.

Sumber :
Bodley, John H. "Anthropology." Microsoft® Encarta® 2009 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2008.

Try Out Online Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) I Bahasa Indonesia

Selamat datang di halaman Try Out Online Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) I Bahasa Indonesia. Di sini para siswa bisa berlatih menjawab s...