Saturday 26 October 2013

RANGKUMAN BUKU


Judul               : Pengantar Ilmu Antropologi
Pengarang       : Prof. Dr. Koentjaraningrat
Penerbit           : Rineka Cipta

BAB 1
Asas-asas dan ruang lingkup ilmu antropologi
A.    Fase-fase perkembangan ilmu antropologi
1.      Fase pertama (sebelum 1800)
Kedatangan bangsa eropa barat ke benua afrika, asia dan amerika selama 4 abad (sejak akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16) membawa pengaruh bagi berbagai suku bangsa ketiga benua tersebut. Bersamaan dengan itu mulai terkumpul tulisan buah tangan para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama nasrani, penerjemah kitab injil, dan pegawai pemerintah jajahan dalam bentuk kisah perjalanan, laporan dan sebagainya.
2.      Fase Kedua (kira-kira pertengahan abad ke-19)
Mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitive dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia
3.      Fase ketiga (permulaan abad ke-20)
Mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
4.      Fase keempat (sesudah kira-kira 1930)
Mengenai tujuannya, ilmu antropologi yang baru dalam fase perkembangan yang keempat ini dapat dibagi dua, yaitu tujuan akademial dan tujuan praktisinya. Tujuan akademisinya adalah mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaan. Karena di dalam praktisnya ilmu antropologi biasanya mempelajari manusia dalam keragaman masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu. 
B.     Antropologi masa kini
Perbedaan-perbedaan di berbagai pusat ilmiah
Secara kasar aliran-aliran dalam antropologi dapat digolongkan berdasarkan atas berbagai universitas di beberapa Negara tempat ilmu antropologi berkembang yaitu terutama di amerika serikat, ingris, eropa tengah, eropa utara, uni soviet, dan Negara-negara yang sedang berkembang.
Di Amerika Serikat adalah tempat ilmu antropologi dalam fase keempatnya itu telah berkembang seluas-luasnya.
Di Inggris dan Negara-negara yang ada dibawah pengaruhnya seperti Australia, ilmu antropologi dalam fase perkembangan yang ketiga masih dilakukan, tetapi dengan hilangnya daerah-daerah jajahan inggris, maka sifat dari ilmu antropologi tentu juga berubah. Para sarjana antropologi bangsa Australia mempelajari suku-suku bangsa asli di papua nugini dan kepulauan Melanesia untuk keperluan pemerintah-pemerintah jajahannya disana (sekarang bekas jajahan).
Di Uni Soviet, ilmu antropologi berdasarkan konsep Karl Marx dan Friedrich Engels mengenai tingkat-tingkat evolusi masyarakat. Ilmu itu hanya dianggap sebagian dari ilmu sejarah, yaitu bagian yang mengkhususkan pada asal mula, evolusi, dan penyebaraan kebudayaan bangsa-bangsa di seluruh muka bumi.

C.     Ilmu-ilmu bagian dari antropologi
D.    Hubungan antara antropologi-sosial dan sosiologi
E.     Hubungan antara antropologi dan ilmu-ilmu lain
F.      Metode ilmiah dari antropologi
G.    Tenaga sarjana, lembaga, majalah, dan prasarana ilmu antropologi
BAB 2
Makhluk manusia
A.    Makhluk manusia di antara makhluk-makluk lain
B.     Evolusi cirri-ciri biologis
C.     Evolusi primata dan manusia
D.    Aneka ragam manusia
E.     Organ manusia

BAB 3
Kepribadian
A.    Definisi kepribadian
B.     Unsur-unsur kepribadian
C.     Materi dari unsure-unsur kepribadian
D.    Macam-macam kepribadian

BAB 4
Masyarakat
A.    Kehidupan berkelompok dan definisi masyarakat
B.     Berbagai wujud kelompok manusia
C.     Unsur-unsur masyarakat
D.    Pranata sosial
E.     Integrasi masyarakat

BAB 5
Kebudayaan
A.    Definisi menurut ilmu antropologi
Menurut ilmu antropologi kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Definisi yang menganggap bahwa kebudayaan dan tindakan kebudayaan itu adalah segala tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar (learned behaviour), juga diajukan oleh beberapa ahli antropologi terkenal seperti C. Wissler, C. Kluckchohn, A. Davis atau A. Hoebel.
1.      Kebudayaan (Culture) dan peradaban
Kata “kebudayaan” berasal dari kata sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan: “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”
Kata culture merupakan kata asing yang sama artinya dengan kebudayaan. Berasal dari kata Latin colere yang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam.
Disamping itu istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal yang terakhir adalah sama dengan istilah inggris civilization.
2.      Sifat superorganik dari kebudayaan

B.     Tiga wujud kebudayaan


C.     Adat-istiadat
1.      Sistem nilai budaya, pandangan hidup, dan ideologi
2.      Adat-istiadat, norma, dan hukum
Norma yang berupa aturan-aturan untuk bertindak bersifat khusus, sedangkan perumusannya bersifat amat terperinci, jelas, tegas dan tidak meragukan.
Norma-norma yang khusus itu dapat digolongkan menurut pranata yang ada di masyarakat. Dalam tiap pranata itu terdapat macam-macam kedudukan. Dalam tiap kedudukan ada seorang individu yang bertindak memetaskan peranan sosialnya terhadap tindakan-tindakan lain individu warga masyarakat dalam interaksi sosial.
Beberapa individu saja yang biasanya mengetahui banyak mengenai seluk beluk sistem norma dalam suatu pranata atau beberapa pranata yang berkaitan satu sama lain. Individu-individu ahli mengenai norma-norma semacam itu dalam masyarakatnya disebut “ahli adat”.
Seorang ahli sosiologi W.G. Sumner, norma golongan pertama disebut mores, dan norma golongan kedua folkways.  Istilah mores menurut konsepsi sumner “adat-istiadat dalam arti khusus”, sedangkan falkway dapat kita sebut “tata cara”.
Perbedaan antara adat dan hukum adat, atau mengenai ciri-ciri dasar dari hukum dan hukum ada, memang sudah sejak lama menjadi buah pemikiran para ahli antropologi. Mereka dapat kita bagi dalam dua golongan. Golongan pertama tidak ada aktivitas hukum dalam masyarakat yang tidak bernegara. Anggapan ini terutama disebabkan karena para ahli menyempitkan definisi mereka tentang hukum hanya pada ativitas-aktivitas hukum dalam masyarakat yang bernegara.
Golongan kedua tidak mengkhususkan definisi mereka tentang hukum, hanya kepada hukum dalam masyarakat bernegara dengan suatu sistem alat-alat kekuasaan saja. B. Malinowski berpendapat bahwa ada suatu dasar universal yang sama antara “hukum” dalam masyarakat bernegara dan masyarakat bterbelakang.
D.    Unsur-unsur kebudayaan
Ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia., antara lain adalah:
1.      Bahasa
2.      Sistem pengetahuan
3.      Organisasi sosial
4.      Sistem peralatan hidup dan teknologi
5.      Sistem mata pencaharian hidup
6.      Sistem religi
7.      Kesenian
E.     Integrasi kebudayaan
1.         Metode holistik
Para ahli antopologi biasanya memakai istilah “holistik” (bolistic) untuk menggambarkan metode tinjauan yang mendekati suatu kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi.
2.      Pikiran kolektif
Durkheim berpendapat bahwa suatu gagasan yang sudah dimiliki oleh sebagian besar warga masyarakat bukan lagi berupa  satu gagasan lain yang sejenis menjadi suatu kompleks gagasan-gagasan, sehingga ia selalu mempergunakan istilah respresentations collectives dalam bentuk jamak.
3.      Fungsi unsur-unsur kebudayaan
M.E. Spiro, pernah mendapat bahwa dalam karangan ilmiah ada tiga cara pemakain kata “fungsi” itu, ialah:
1.      Menerangkan “fungsi” itu sebagai hubungan antara suatu hal dengan suatu tujuan tertentu .
2.      Menerangkan kaitan antara satu hal dengan hal yang lain
3.      Menerangkan hubungan yang terjadi antara satu hal dengan hal-hal lain dalam suatu system yang terintegrasi.
4.      Fokus kebudayaan
Banyak kebudayaan mempunyai suatu unsure kebudayaan atau beberapa pranata tertentu yang merupakan suatu unsure pusat dalam kebudayaan, sehingga digemari oleh sebagian besar dari warga masyarakat. Dengan demikian mendominasi banyak aktivitas atau pranata lain dalam kehidupan masyarakat.
Suatu kompleks unsure-unsur kebudayaan yang tampak seolah-olah mendominasi seluruh kehidupan masyarakat yang bersangkutan, oleh ahli antropologi Amerika R. Linton, disebut cultural interest, atau kadang-kadang juga social interest. Penulis mengusulkan untuk menggunakan istilah focus kebudayaan, suatu istilah yang pertama-tama digunakan oleh M.J. Herskovits.
5.      Etos kebudayaan
Suatu kebudayaan sering memancarkan keluar suatu watak khas tertentu yang tampak. Watak khas itu dalam ilmu antropologi disebut ethos, sering tampak pada gaya tingkah laku warga masyarakatnya, kegemaran-kegemaran mereka, dan berbagai benda hasil karya mereka.
Dalam ilmu antropologi, penelitian-penelitian mengenai watak kebudayaan seperti itu walaupun telah lama ada, mula-mula hanya dijalankan secara sadar oleh seorang sarjana antropologiwanita bangsa Amerika, Ruth Benedict.
6.      Kepribadian umum
Metode lain yang pernah dikembangkan oleh para ahli antropologi untuk melukiskan suatu kebudayaan secara holistik terintegrasi adalah dengan memusatkan perhatian terhadap “kepribadian umum” yang dominan dalam kebudayaan itu.
F.      Kebudayaan dan kerangka teori tindakan
Bahwa kebudayaan hanya ada pada makhluk manusia.

BAB 6
Dinamika masyarakat dan kebudayaan
A.    Konsepsi-konsepsi khusus mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan
Diantara konsep-konsep yang terpenting ada mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat bersangkutan, yaitu internalisasi (internalization), sosialisasi (socialization), dan enkulturasi (enculturation).
B.     Proses belajar kebudayaan sendiri
1.      Proses Internalisasi
Proses Internalisasi adlah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hamper meninggal. Individu belajar menenamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, napsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
2.      Proses Sosialisasi
Proses Sosialisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan system social. Dalam prose situ seseorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan social yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Proses Enkulturasi
Proses Enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, system norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaanbya.
C.     Proses evolusi social
1.      Proses microscopic dan macroscopic dalam evolusi social
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic), atau dapat juga dipandang seolah-olah dari jauh dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang tampak besar saja (macroscopic). Proses evolusi social-budaya yang dianalisis secara detail akan membuka mata peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari tiap masyarakat di dunia.
2.      Proses-proses berulang dalam evolusi social budaya
Tindakan individu warga masyarakat yang menyimpang dari adat-istiadat umum seperti terurai sebelumnya, pada suatu ketika dapat banyak terjadi dan dapat sering berulang (recurrent) dalam kehidupan sehari-hari di setiap masyarakat diseluruh dunia. Sikap individu yang hidup dalam banyak masyarakat terutama adalah mengingat keperluan diri sendiri dengan demikian ia sedapat mungkin akan mencoba menghindari adat atau aturan bila tidak cocok dengan keperluan pribadinya.
Justru keadaan –keadaan yang menyimpang dari adat ini sangat penting artinya, karena penyimpangan demikian merupakan pangkal dari proses-proses perubahan kebudayaan masyarakat pada umumnya. Sudah tentu masyarakat pada umumnya tidak membiarkan saja penyimpangan-penyimpangan dari para warganya itu, dan itulah sebabnya dalam tiap masyarakat ada alat-alat pengendalian masyarakat yang bertugas untuk mengurangi penyimpangan tadi.
Kalau kepurusan hokum adat terakhir ini dianggap sebagai keputusan yang memuaskan dan tidak menimbulkan ketegangan lagi, maka keputusan itu akan menjadi suatu adat yang baru untuk masa selanjutnya, sampai pada suatu saat di hari kemudian terjadi penyimpangan baru, ketegangan baru, dan keputusan baru, yang akan melahirkan adat baru pula.

3.      Proses mengarah dalam evolusi kebudayaan

D.    Proses difusi
E.     Akulturasi dan asimilasi
F.      Pembauran atau inovasi

BAB 7
Aneka ragam kebudayaan dan masyarakat
A.    Konsep suku bangsa
B.     Konsep daerah kebudayaan
C.     Daerah-daerah kebudayaan di amerika utara
D.    Daerah-daerah kebudayaan di amerika latin
E.     Sub-sub kawasan geografi di oseania
F.      Daerah-daerah kebudayaan di afrika
G.    Daerah-daerah kebudayaan di asia
H.    Suku-suku bangsa di Indonesia
I.       Ras, bahasa, dan kebudayaan

BAB 8
Etnografi
A.    Kesatuan sosial dalam etnografi
B.     Kerangka etnografi
C.     Lokasi, lingkungan alam, dan demografi
D.    Asal mula dan sejarah suku bangsa
E.     Bahasa
F.      Sistem teknologi
G.    Sistem mata pencaharian
H.    Organisasi social
I.       Sistem pengetahuan
J.       Sistem religi
K.    Kesenian

Tuesday 22 October 2013

KIAT TRAVEL ALA SEMUT

Alkisah suatu ketika di kepulauan Bahama ada seekor semut Amerika bernama David ketemu dengan semut Indonesia si Joni. David melihat Joni dalam keadaan mabuk sempoyongan di pantai, maka David pun menghampiri,
David : "Halo, saya David, kamu dari mana asalnya kawan, kenapa tampangmu kusut dan sempoyongan gitu?".

Joni : "Gua Joni, datang dari Indonesia numpang di pesawat terbang."

David : "Lha, saya juga sama tiap datang sini dari Amerika pasti pake pesawat. Saya selalu segar-segar. Apa yang salah emang denganmu?

Joni : "Gini, friend, kamu kan tau nasib kita sebagai semut kalo lagi jalan jauh gitu kita mesti cari safe gak bisa sembarang gerak ntar keinjak mampus kita. Nah, di perjalanan tadi gua nangkring di kumis-nya kapten. Uih lebatnya, nyesekin dan bau pula, gua gak bisa ngapa-ngapain ampe tiba di sini. Yah maboklah gua."

David : "Yah... lagian siapa suruh kamu nebeng di kumis kapten?"

Joni : "Habis gimana ?"

David : "Nih gua kasih tips....coba lain kali jangan cari kapten tapi cobalah nyelip di rok salah satu pramugari yang cantik-cantik itu, terus nangkring di dalam celana dalamnya diantara bulu-bulunya, di situ pasti kamu akan merasa santai dan nyaman. Dijamin perjalananmu akan menyenangkan. Gua sih biasa gitu."

Joni : "Bener gitu? Yah lain kali dicoba deh."

David : "Good Luck"

...........................
Tiga bulan lamanya kedua semut itu berpisah akhirnya ketemu lagi, kali ini di kepulauan Aruba. Herannya David melihat tampang Joni masih saja kusut dan sempoyongan juga.

David : "Lho Jon, kenapa lagi kamu?"

Joni : "Ehmmm. Gua habis perjalanan dari Indonesia ke sini pakai pesawat terbang."

David : "Nah lho....kamu gak ikuti tips yang waktu itu sempat kukasih?"

Joni : "Justru gua ngikut abis petunjukmu friend...."

David : "So what's wrong?"

Joni : "Iya....Jadi gua beneran ikut kata-katamu nangkring di dalam celana dalam si pramugari yang cantik dan badannya harum. Emang nyaman betul sich."

David : "Hmmm. Lalu.....?"

Joni : "Iya....saking nyamannya di tengah perjalanan gua sampe tertidur. Dan gua kagak ngerti juga kenapa bangun-bangun gua kembali nyantol di kumis kapten sialan itu. Mabok lagi deh...."

Try Out Online Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) I Bahasa Indonesia

Selamat datang di halaman Try Out Online Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) I Bahasa Indonesia. Di sini para siswa bisa berlatih menjawab s...